Senin, 28 November 2011

KARYA FANTASY ART

Proses berkesenian itu memang di pengaruhi banyak faktor. Tetapi intinya ada dua faktor  yaitu dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internal yang mempengaruhi dalam penciptaan karya seni antara lain adalah mimpi, khayalan, imajinasi sedangkan faktor ekstrnal dapat di pengaruhi dari kejadian-kejadian di sekitar kita, misalkan gejala sosial, politik, kemiskinan, musik, dan seni pertunjukan lainnya. Karya seni lukis yang idenya berasal dari dalam cenderung karya seni yang abstrak, surealisme, dan fantasi. Sedang kan karya yang idenya di pengaruhi lingkungan biasanya karya seni lukis yang realistik, dekoratif, dan impresionisme. Berikut ini karya-karya lama saya yang bercorak surealisme, ada juga yang fantasi art. Secara visual karya-karya berikut ini di pengaruhi pelukis-pelukis fantasi seperti Luis Royo, Boris Vallejo, dan Salvador Dali. Tema visual dalam karya-karya berikut ini adalah wanita bersayap, angel, atau peri. Sedangkan untuk tema cerita mengangkat tema tentang cinta, harapan, dan yang lebih personal. Berikut karya-karyanya.

Judul     : Nirvana Way
Media   : Cat minyak di kanvas
Ukuran : 120 x 140
Tahun   : 2009
 
Konsep Karya
Kedamaian yang ideal yang ingin dicapai manusia adalah, kedamaian surgawi yang harus dicapai dengan perjuangan yang tidak mudah. Kehidupan duniawi adalah fana, tetapi kita menjalani hidup di dunia ini sebagai jalan menuju keabadian surgawi. Perjuangan manusia dalam mencapai nikmat surgawi, harus dilaksankan dengan ketulusan hati yang suci, bebas dari unsur-unsur dunia. Sehingga nantinya dapat tercapai kenikmatan surgawi yang ideal.

Judul     : Bebas, Lepas dan Terbanglah.
Media   : Cat minyak di kanvas
Ukuran : 120 x140
Tahun   : 2009
 
Kosep Karya
Ketika suatu tempat tinggal atau lingkungan itu tidak nyaman untuk ditinggali, maka kita harus beranjak dan mencari tempat yang lain yang sesuai dengan kondisi kita. Kenyamanan suatu lingkungan itu dipengaruhi beberapa faktor, bisa faktor lingkungan, cuaca, orang sekitar, dan sebagainya. Ketika lingkungan tempat tinggal itu membelengu kebebesan kita, maka keluarlah dari situ, hinggaplah di tempat lain yang mendukung untuk mengekspresikan kebebesan absolut kita. Jangan sampai raga dan jiwa ini terbelenggu, bebaskan semuanya menuju titik cerah kehidupan.

Judul     : Queen Of The Night
Media   : Cat minyak di kanvas
Ukuran : 100 x 120
Tahun   : 2009
 
Konsep Karya
Wanita merupakan mahluk yang indah sebagai lawan jenis dari kaum adam, ia hadir melengkapi kehidupan ini dengan segala keterbatasan dan kelebihannya. Dalam sudut pandang kaum adam, wanita adalah sosok yang cantik, idah, menarik, lemah, lembut dan lain sebagainya. Ketika kecantikan dan keindahan wanita itu disalahgunakan, sehingga lahirlah sisi jahat dari wanita itu. Kecantikan dan keindahan itu menggoda secara liar, maka tergodalah kaum adam untuk memiliki dan menikmatinya. Dalam lukisan ini pesona kekuatan wanita tergambar bagai ombak dilautan yang gelap yang seolah akan menghanyutkan dan menenggelamkan lawannya.


Judul     : Broken Wings.

Media   : Cat minyak di kanvas

Ukuran : 100 x 120

Tahun   : 2009
 
Konsep Karya
Manusia hidup di dunia yang fana ini tentunya mempunyai harapan –harapan yang ingin dicapainya. Manusia berjuang dengan tenaga, pikiran, megorbankan waktu untuk dapat mencapai harapan yang sempurna. Ketika halangan dan rintangan datang, manusia itu harus bisa melewati dan menerjangnya sehingga harapan itu tercapai. Manusia harus siap menerima kegagalan yang ada, kegagalan adalah sebuah peringatan agar kita terus berjuang. Ketika kegagalan datang, janganlah terus kita meratapinya, bangkitlah kepakan sayap-sayapmu kembali untuk mengarungi hidup.


Judul     : Ku Kan Terbang

Media   : Cat minyak di kanvas

Ukuran : 100 x 120

Tahun   : 2009
 
Konsep Karya
Cinta adalah sesuatu yang abstrak, keberedaan cinta itu tidak dapat dilukiskan. Tetapi hal-hal yang tak terjangkau bisa divisualkan menggunakan metaphor. Dalam lukisan ini menceritakan tentang cinta, divisualkan dengan sosok wanita bersayap yang seolah akan beranjak dari savannah yang kering dan kerontan. Ketika cinta itu tidak lagi ada kenyamanan, kesegaran, maka cinta itu akan ditinggalkan oleh sang pecintanya. Sang pecinta akan terus berkelana mencari cinta yang sejati, sampai cita sejati itu ditemukan.


Judul     : Waiting

Media   : Cat minyak di kanvas:

Ukuran : 90 x 110
Tahun   : 2009

Konsep Karya

Menunggu adalah pekerjaan yang sangat tidak mengasikan. Ketika kita dipaksa untuk menunggu sikapilah dengan kegiatan yang bermanfaat seperti membaca buku, browsing, dan yang lain. Tetapi pada kenyataannya, pekerjaan menunggu memang membosanakan. Dalam lukisan ini diinterpretasikan dengan tampilan visual wanita bersayap yang sedang menunggu harapan, waktu, atau sesuatu yang tak kunjung datang.

 



Jumat, 25 November 2011

PERSPEKTIF DALAM DUNIA SENI RUPA.





PERSPEKTIF
Pengertian perspektif.
Perspektif, dalam dunia seni rupa kita tentunya pernah mendengar kata tersebut. Tetapi apakah kita sudah memahami apa itu perspektif, berikut akan coba uraikan apa itu sebenarnya perspektif. Secara etimologi perspektif berasal dari bahasa Italia Prospettiva yang berarti gambar pandangan. Maka dari itu perspektif berarti cara melihat suatu benda atau alam dengan teknik tertentu, yang kemudian diaplikasikan ke bidang gambar (kertas, kanvas). Dengan pemakaian konstrusksi perspektif memungkinkan kita untuk menggambarkan sebuah benda atau ruang secara nyata di atas sebuah bidang datar (bidang gambar), atau untuk memperjelas sebuah rencana yang telah digambarkan secara proyeksi geometri (tampak atas, depan dan samping). Dengan adanya teknik perspektif penggambaran suatu objek akan terlihat lebih bervolume, tidak datar (flat), dan terciptanya keruangan.

Paolo Uccello, pelopor teknik perspektif dalam seni lukis

Sejarah Perspektif.

Sejak para seniman mencoba untuk mengekspresikan bentuk tiga-dimensional ke dalam bidang dua-dimensional, dengan sadar ataupun tidak sadar mereka telah terlibat dengan semacam ‘perspektif’. Aliran realis pertama-tama diperkenalkan ke dalam gambar atau lukisan dengan penggunaan bayangan pada zaman Pericles. Pemendekan garis perspektif dan pemancaran sinar, sebagian telah diketahui sekitar abad 4 SM dan fragmen-fragmen karya ini tidak turut musnah dengan kehancuran Pompeii (tahun 79 M).

Perkembangan perspektif sebagai ilmu pengetahuan dimulai pada zaman Renaissance. Paolo Uccello (1397-1475) telah menghabiskan begitu banyak waktu untuk mempelajarinya. Pekerjaannya kemudiaan diikuti oleh yang lain. Dipelopori oleh Fillipo Brunelleschi (1379-1446) seorang ahli bangunan, dilanjutkan lebih jauh oleh Leona Battista Alberti (1404-1472) seorang arsitek.


Paolo Uccello (1397 - 10 Desember 1475), lahir Paolo di Dono, tetapi Sumber-sumber lain yang menceritakan sejarah hidup Paolo Uccello antara antara lain : dalam biografi Giorgio Vasari, yang ditulis 75 tahun setelah kematian Paolo, dan beberapa dokumen resmi kontemporer. Uccello lahir di Pratovecchio pada tahun 1397. Nama Uccello,merupakan nama Julukan dari kecintaannya untuk lukisan burung. Ayahnya, Dono di Paolo, adalah seorang tukang cukur-ahli bedah dari Pratovecchio dekat Arezzo, ibunya, Antonia, adalah tinggi kelahiran Florentine.

Salah satu karya dari Paollo Uccelo, Miracle of the Desecrated host (scene 1)
Paolo Uccello adalah seorang pelukis Italia dan seorang ahli matematika yang terkenal karena karya rintisannya pada perspektif visual dalam seni. Giorgio Vasari dalam buku biografinnya menulis bahwa, Uccello adalh Seniman yang terobsesi oleh minatnya dalam perspektif dan akan tinggal sepanjang malam di ruang kerjanya mencoba untuk memahami titik hilang yang tepat. Dia menggunakan perspektif dalam rangka menciptakan rasa kedalaman dalam lukisannya dan bukan seperti sezamannya, untuk menceritakan cerita yang berbeda atau berhasil. Salah satu karya terbaik dan cukup dikenal adalah tiga lukisan yang mewakili pertempuran San Romano (untuk waktu yang lama ini adalah salah berjudul "Pertempuran dari Sant 'Egidio dari 1416").
Lukisan Leonardo da Vinci, The Last Supper yang bersejarah


Selanjutnya perspektif dikembangkan oleh pelukis-pelukis renaisans generasi selanjutnya seperti Filippo Brunelleschi (1379-1446), Leona Battista Alberti (1404-1472), Andrea Mategna(1431-1506), Leonardo Da Vinci (1452-1519), Michael Angelo (1475-1584) dan Raphael (1483-1520). Dalam perkembangannya perspektif mulai mendominasi karya-karya seni lukis para seniman renaisan. Seperti lukisan Leonardo Da vinci yang berjudul The Last Supper, dalam lukisan ini kesan keruangan yang ditimbulkan sangat terasa. Leonardo sangat lihai mengolah perspektif, sehingga dihasilkan kesan keruangan yang luas dan jauh. Pelukis renaisans selanjutnya yang kerap menggunakan perspektif adalah Andrea Mategna. Pelukis yang satu tergolong luar biasa dalam megolah perspektif, ini bisa dilihat dalam karya seni lukisnya seperti The Lementation Over The Dead Of Christ, dan Ceiling Oculus in the Camera degli Sposi. Pencapain perspektif dari pelukis ini memang dapat dikatakan sempurna, pada periode awal perspektif. Periode selanjutnya Piero degli Franceschi (1420-1492) seorang pelukis dan ahli matematika, menulis buku pelajaran pertama mengenai perspektif, mungkin dari sejak itu perspektif mulai diajarkan di bengkel-bengkel seni masa renaisans.
The Lementation Over The Dead Of Christ, karya Andrea Mantegna.

Prinsip, jenis, dan unsur-unsur perspektif.

Peraturan-peraturan perspektif yang berbeda-beda (bermacam-macam), pada dasarnya semua mengikuti keadaan alam. Dan hal ini dapat dijumpai di alam sekitar kita, mata manusia sudah terbiasa untuk melihat benda-benda sekeliling dalam bentuk perspektif.Seperti diketahui, mata manusia hanya mampu melihat keadaan sekeliling dengan sudut pandang tertentu yang relatif dan terbatas. Kemampuan manusia memandang ini tidak dapat dipaksakan untuk melihat (memandang) obyek sekeliling dengan sudut pandang yang lebih besar.Dalam penggambaran perspektif terkonstruksi, diumpamakan bahwa pengamatan obyek berasal dari satu titik pandang. Yaitu titik tempat pengamat berdiri memandang obyek.

Keterbatasan jarak pandang manusia ini akan menimbulkan, titik hilang pada pandangan yang horizontal. Sebagai contoh, ketika kita sedang di berada di pantai, ketika memandang laut lepas aka nada petemuan antara langit dengan laut. Disitu lah letak keterbatasan pandangan mata manusia, maka dari itu dibuatlah alat bantu berupa teleskop, teropong bintang atau binocular. Sehingga timbulah pemikiran manusia dalam menggambarkan alam atau benda, maka lahirlah teknik menggambar dengan perspektif.
 
A.     Unsur-Unsur Perspektif



1.       Bidang Horison    

    Yang dimaksud bidang horison dalam gambar perspektif adalah bidang khayalan, kedudukannya selalu setinggi mata pengamat dan sejajar dengan bidang dasar. Berupa garis mendatar, dengan ketinggian mata pengamat dan memisahkan gambar yang di atas dan di bawah mata. Tinggi cakrawala bervariasi menurut tinggi mata si pengamat. Sikap pengamat (duduk/berdiri) menentukan tinggi cakrawala.

2.      Garis batas    



          Garis batas adalah  penghabisan pandangan dari semua bidang horizontal. Ketika akita memandang suatau objek, terdapat batas pendangan, maka dari itu terjadi garis batas suatu benda.



3.        Titik Lenyap atau Titik Hilang



        Titik hilang adalah titik dalam gambar perspektif di mana garis-garis yang sesungguhnya dalam keadaan sejajar akan menghilang menuju titik ini. Objek-objek yang pada kenyataannya sama besar, bila posisinya menjauhi pengamat akan tergambarkan lebih kecil daripada objek yang lebih dekat dengan pengamat. Letak titik hilang segaris lurus dengan garis cakrawala (untuk perspektif satu titik hilang dan dua titik hilang)



4.      Titik Mata  atau Titik Pandang.



    Titik pandang merupakan tempat pengamat berada. Dari titik tersebut pengamat memandang objek dengan sudut pandang tertentu. Semakin jauh pengamat berada dari objek, semakin luas pula objek yang mampu dipandang pengamat. Biasanya objek pandangan dalam fokus yang tajam pada manusia adalah relatif kecil titik tempat menghilangnya benda-benda yang menjauh dari pandangan mata untuk benda yang tegak lurus dengan bidang (Vertikal).



B.      Hukum Perspektif.


               1.      Gambar benda yang jauh dari mata, makin kecil dan menghilang.
    1. Gambar benda yang besar makin jauh, kelihatan makin mengecil.
    2. Gambar benda yang tinggi, makin jauh kelihatan makin rendah.
    3. Semua garis yang sejajar dengan horizon tetap sejajar dengan horizon.
    4. Semua garis yang menuju horizon bertemu pada titik lenyap di horizon.
    5. Warna dari sebuah benda yang jauh akan semakin kabur.



C.      Jenis Perspektif.

    1. Perspektif Mata Katak    

Cara menggambar perspektif, dengan melihat suatu objek gambar dari bawah. Sehingga nantinya dihasilkan penggambaran yang berbeda, suatu bagian suatu objek akan kelihatan lebih besar bagian bawahnya. 



    1. Perspektif Mata Manusia (mata normal.

Adalh cara menggambar perspektif dengan menggambarkan suatu objek tepat depan mata. Penggambaran ini seperti kita melihat suatu pemandangan, sehingga nantinya dihasilkan penggambaran suatu benda yang jauh semakin kecil dan warna benda yang jauh akan semakin kabur. Begitu juga sebaliknya benda yang dekat akan semakin besar dan warnanya dari benda itu semakin kuat.



    1. Perspektif Mata Burung   

Menggambar perspektif dengan cara mata burung, seolah-olah kita melihat suatu objek dari ketinggian. Sehingga nantinya objek gambar yang dihasilkan bagian atasnya terlihat lebih besar dan bagian bawah mengecil.



D.     Teknik menggambar perspektif
1. Satu titik lenyap         :    benda di lihat tepat di depan mata.

 
2. Dua titik lenyap          :    benda di lihat dari samping/sudut


3. Tiga titik lenyap     : seperti dua titik lenyap tetapi di tambah satu titik lenyap di bawah horizon



E.      Gejala perspektif pada penglihatan manusia.

    1. Jalan, rel kereta api semakin jauh kelihatan semakin menyempit dan bertemu pada satu titik
    2. Tiang listrik semakin jauh kelihatan semakin pendek
    3. Mulut ember kelihatan berbentuk elips
    4. Air laut semakin jauh kelihatan seolah bertemu dengan langit
    5. Gunung dari kejauhan kelihatan berwarna hijau/biru dan rata, walau sebenarnya berwarna coklat dan tidak rata.





 



Kamis, 17 November 2011

Elemen dalam seni rupa.

Seni  rupa merupakan cabang dalam seni yang berorientasi pada bentuk, dalam hal ini mencakup bentuk dua dimensional dan tiga dimensional. Dan wujud seni itu dapat berupa lukisan, seni grafis, patung, seni kriya, seni desain. Tentunya terdapat elemen-elemen yang membentuk terjadinya suatu karya seni. Dalam dunia seni rupa terdapat lima elemen dalam membentuk suatu karya seni, kelima elemen itu adalah :

1.      1. Titik (point)

2.      2.  Garis (line)

3.      3. Warna (color)

4.      4.  Bidang (field)

5.       5.Tekstur (texture)
0)


Kelima elemen tersebut jika disatukan akan menjadi karya seni rupa, berikut akan dijelaskan pengertiannya.

1.       1. Titik (point)


Titik adalah salah satu elemen dalam seni rupa yang paling kecil, dan merupakan elemen paling dasar dalam seni rupa. Apabila suatu titik ditarik akan menjadi suatu garis, dan titik pabila diolah secara luas akan menjadi suatu bidang. Titik mempunyai peran yang sama dengan elemen seni yang lain seperti garis dan warna. Penggunaan titik biasnya pada bagian-bagian yang terkecil dalam suatu karya seni. Misalkan dalam lukisan manusia titik digunakan pada bagian detail wajah, mata, dan dalam lukisan pemandangan penggunaan titik biasanya dipakai pada bagian pohon, daun, tanah dan batu-batuan. Dalam seni lukis ada suatu aliran yang disebut dengan istilah pointilis, aliran seni lukis ini menggunakan teknik titik dalam keseluruhan lukisannya. Pelopor dalam lukisan inj adalah Georges Seurat. Pelukis post-impresionisme kelahiran Paris ini mempelopori dalam teknik lukis pointilis.

Salah satu jenis lukisan pointilis, karya seniman prancis Georges Seurat.

1.     2.  Garis (line)


Elemen yang kedua dalam seni rupa adalah garis, garis merupakan bentuk yang memanjang dan mempunyai sifat yang elatis, kaku , dan tegas. Penggunaan garis dalam seni rupa sangat vital, kegunaan garis biasanya pada awal proses pembentukan suatu karya seni, yaitu sketsa. Tetapi garis memang dan harus digunakan dalam suatu karya seni. Dimana pengolahan garis yang maksimal juga dapat menciptakan dan mendukung nilai artistik dalam karya seni. Kita tahu jika pengolahan suatu garis akan dihasilkan garis lengkung, garis lurus, garis patah-patah, garis tebal, dan garis tipis. Kesemua jenis garis itu bila dikomposisikan dengan tepat dan sesuai akan menghasilkan nilai artistik. Pelukis yang dalam tekniknya dominan penggunaan garis salah satunya adalah van Gogh, dan Affandi.

Lukisan Affandi, yang identik dengan garis-garis lengkung yang ekspresif
1.       3. Warna (color)


Warna merupakan elemen yang paling dominan dalam seni rupa, penggunaan warna mencakup dalam karya seni lukis, patung, seni desain, dan seni kriya. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Kita tahu berdasarkan teori warna dibagi menjadi tiga yaitu, warna primer, warna sekunder, dan  warna tersier. Penggunaan warna meliputi pada bidang-bidang yang telah di sketsa atau bentuk yang telah selesai dalam pembuatan karya tiga dimensional seperti patung. Warna dalam seni rupa warna dihasilkan memalui berbagai media, intinya media yang dipakai warna ada dua yaitu media kering dan media basah. Media kering warna dapat diperoleh pada alat berupa pensil warna, pastel, krayon, konte, dan spidol. Sedangkan media warna pada media basah berupa cat, seperti cat air, cat minyak, dan cat akrilik.

Diagram Warna.

1.     4.  Bidang (field).


Bidang dalam seni rupa merupakan  bagian yang mempunyai sisi lebar dan panjang. Bidang dalam karya seni rupa dapat merupakan bidang yang teratur dan tidak beraturan. Bidang-bidang yang teratur misalnya segitiga, lingkaran, persegi panjang, dan kubus. Pengomposisian antara bidang-bidang tersebut akan mengasilkan suatu bentuk karya seni. Bidang dapat terbentuk dari titik, garis dan warna. Ketika kita membuat garis untuk membuat segitiga, maka jadilah bidang segitiga. Pelukis yang mengangkat konsep bidang, dengan komposisi sedemikian rupa adalah Piet Mondrian, dan Pablo Picaso.

Lukisan Piet Mondrian yang menekankan pada komposisi bidang-bidang.
1.      5.  Tekstur (texture)


Pengertian tekstur dalam seni rupa adalah nilai raba suatu permukaan, baik itu nyata atau semu. Suatu permukaan mungkin kasar, halus, lunak, keras dan sebagainya. Penggunaan tekstur dalam seni rupa mungkin tidak begitu penting, tekstur digunakan dalam seni lukis sebagai nilai tambah untuk menciptakan kesan-kesan tertentu. Tekstur dapat berupa tekstur semu atau nyata, tekstur semu dapat diolah dengan teknik-teknik tertentu dan dengan berbagai media. Pembuatan tekstur semu lebih sulit dibandingkan dengan tekstur nyata. Tekstur nyata dapat dengan mudah dibentuk, dalam seni lukis misalnya kita bisa membuat tekstur kasar dengan menggunakan media kolase atau tempel Sehingga dapat dengan cepat diperoleh tekstur tersebut. Dalam lukisan, tekstur sering dijumpai pada jenis lukisan abstrak.

Contoh lukisan abstrak dengan penggunaan tekstrur semu dan tekstur nyata.

Yogyakarta, 18 November 2011.

 Alik Setiawan S.sn.