Sejarah
dan Perkembangan Pensil
Pensil, benda yang satu ini jelas sudah tidak asing lagi dalam
kehidupan kita. Benda yang panjang, bulat, atau segi enam dan ditengahnya
terdapat elemen hitam yang dapat meninggalkan goresan hitam ketika di gores di
atas kertas. Ya, itulah pensil yang sudah kita ketahui keberadaannya dan
tentunya sudah tidak asing lagi di kehidupan kita sehari-hari. Kata pensil
sendiri berasal dari bahasa Latin penicillus, yang artinya ekor kecil
karena bentuknya memang seperti kuas kecil.
Penggunaan pensil sebagai alat tulis, dan juga untuk membuat karya seni memang
praktis dalam pengaplikasiannya. Benda yang praktis, kecil, mudah disimpan, dan
digunakan tentunya mempunyai sejarah yang tidak tiba-tiba. Semuanya melalui
tahapan demi tahapan. Tentunya kita harus tahu sejarah ditemukanya pensil dan
perkembangan dari alat tulis yang sederhana tersebut. Berikut penulis akan
mencoba merangkum tentang sejarah pensil dari literatur yang ada, dan semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Latar
belakang sejarah.
Sejarah ditemukannya pensil kira-kira dapat telusuri sejak jaman
Renaisance, tepatnya pada abad ke 15 dimana humanisme, ilmu pengetahuan dan
seni modern sedang mulai berkembang di Eropa. Pada periode Renaisance pensil
masih dalam bentuknya yang belum sempurna seperti sekarang. Pada zaman tersebut
seniman Renaisance sudah mempergunakan batangan perak yang dibentuk seperti
potlot untuk menggambar dan membuat sketsa. Bentuk awal pensil yang berupa
batangan perak tersebut dikenal dengan nama zilverstift atau silverpoint.
Secara teknis bentuk dari silverpoint masih agak tajam sehingga
dapat merusak permukaan kertas. Maka dari itu penggunaannya pada waktu dengan
cara menggosok ujungnya dengan amplas halus. Dan biasanya untuk mendapatkan
warna keabu-abuan yang bagus, maka landasan yang dipakai berupa kertas dan
papan yang dilapisi dengan pigmen putih.
silverpoint, pensil generasi pertama |
Pada zaman Renaisance
pensil generasi pertama tersebut sudah banyak digunakan oleh para seniman pada
waktu itu. Seniman seperti Leonardo da Vinci, Albercht Durer, dan Rembrant Van
Rijn dll. Selanjutnya bentuk pensil mengalami perkembangan dalam bentuk dan
bahan baku dan kemasannya. Setelah periode Renaisans dengan pensil peraknya,
selanjutnya pensil menggunakan bahan baku dari timah hitam. Pada waktu itu
penggunaan timah hitam(lead/lood), dimasukan ke dalam
selongsong (pot) seperti kulit domba atau potongan kecil berbentuk tongkat dibebat dengan
tali. Pembungkusan timah hitam
tersebut dikarenakan sifat dari timah yang teksrurnya mengandung minyak.Tidak seorang pun tahu
siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah
kayu. Karena itu istilah lead pencil (pensil timah) atau pot lead/lood masih
digunakan sampai sekarang. Dari penggabungan kata pot
dan lead, maka lahirlah istilah potlod atau potlot
digunakan untuk menyebut jenis pensil ini yang berbahan timah hitam.
Pada tahun
1504 di Borrowdale/Cumberland Inggris, perkembangan selanjutnya para seniman
sudah memikirkan untuk mengolah dan menggunakan bahan mineral grafit sebagai
bahan untuk melukis. Pemikiran dari para seniman tersebut, baru mulai di buat
menjadi bentuk pensil yang berbahan baku dari grafit pada tahun 1662. Walaupun
bahan grafit sudah dikenal pada tahun 1400-an. Kemudian bahan grafit tersebut
digunakan menjadi bahan baku pensil, menggantikan timah hitam dalam selongsong
kayu (pot). Namum penamaan “potlood”, sudah terlanjur untuk
menyebut jenis pensil dari grafit, yang sebenarnya adalah sebutan untuk jenis
pensil berbahan timah. Untuk mengklarifikasi
penyebutan pada jenis pensil timah hitam yang dikenal dengan nama potlood, maka
pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama
grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti
menulis. Jadi,
isi pensil bukan timah melainkan bahan mineral
grafit, yang kita kenal dengan pensil dengan bentuknya yang sekarang ini
(modern).
Perkembangan pensil grafit selama bertahun-tahun, akhirnya Inggris
memonopoli industri pembuatan pensil. Karena bahan grafit cukup murni untuk
digunakan tanpa perlu diproses lagi. Tetapi di Prancis, seorang insinyur
melakukan eksperimen dalam pengolahan bahan baku pensil tersebut. Hal ini
dikarenakan grafit Eropa kurang bermutu,
maka pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk
memperbaiki isi pensil. Insinyur Prancis tersebut adalah Nicolas-Jacques Conté. Conte
mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi
batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan
grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan
berbagai gradasi warna hitam, proses yang digunakan sampai sekarang. Penemuan Nicholas Jaques Conte tersebut dikenal dengan sebutan “Pensil
Konte”. Jenis pensil ini mempunyai kepekatan warna hitam dan tidak mengkilat
ketika dogoreskan di permukaan kertas.
Nicholas Jaques Conte. |
Pemrosesan pensil
di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi
bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar
selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak menjadi bentuk yang
panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus. Awalnya pensil lebih banyak
dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi. Nuremberg,
Jerman adalah tempat kelahiran dari massa-diproduksi pensil pertama di 1662.
Dipicu oleh Faber-Castell, Faber-Castell
didirikan pada tahun 1761 di Stein, Jerman. Berawal dari pabrik pensil yang
dibangun oleh Kaspar Faber (masa hidup 1730-1784) di Nuremberg, perusahaan itu
pada awalnya hanya memproduksi pensil yang disebut ”Bleiweißstifte”.
Kemudian bisnis itu berubah nama menjadi “A.W.Faber” yang diambil dari nama
putra Kaspar, Anton Wilhelm Faber (masa hidup 1758-1810). Sepeninggal Kaspar,
Anton Wilhelm mengambil alih kendali bisnis warisan sang ayah dan membuatnya
berkembang pesat. Selanjutnya pendirian Lyra, Steadtler dan perusahaan lain,
industri pensil aktif dikembangkan di seluruh revolusi industri abad ke-19.
Pada abad ke-19,
pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat,
termasuk Siberia, Jerman, dan yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman
dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik dibuka. Mekanisasi dan
produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak
sekolah menggunakan pensil. Awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang
dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih
praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah
kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian
disatukan. Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan
tanah liat menjadi bentuk bubuk, diberi air, dianginkan, dan dibakar selama
tiga hari, dicetak, dilapisi dengan kayu halus (awalnya lebih banyak dibuat
dalam bentuk persegi). Namun hari ini, pensil lebih banyak ditemui bentuk bulat
karena lebih nyaman digenggam. Dan selongsong pensil
(grafit) tersebut berkembang tidak hanya dalam bentuk kayu, tetapi terbuat dari
bahan plastik dan logam seperti yang kita lihat sekarang ini.
Komposisi
bahan dan jenis pensil.
Ø
Pensil Grafit.
Pensil
grafit adalah pensil yang kita gunakan sehari-hari dan pensil jenis ini
merupakan jenis yang paling populer digunakan. Komposisi bahan yang digunakan
dalam pensil jenis ini antara lain grafit sebagai bahan utama, kemudian
dicampur dengan tanah liat dan bahan pengikat (binder). Grafit adalah bahan
mineral/tambang yang merupakan satu keluarga dengan karbon, charcoal, dan
diamond. Grafit berwarna iron grey yang mengkilat metalik, selain digunakan
sebagai bahan utama pensil grafit juga digunakan sebagai komponen pengecoran
logam serta sebagai pelumas. Bahan-bahan tersebut di atas kemudian dicampur dan
di cetak dalam bentuk silinder kecil, yang kemudian dimasukan dalam selongosng
kayu atau plastik.
Pensil
grafit ini mempunyai tingkatan dalam ketebalan dan kerasnya bahan grafit
tersebut. Maka dari itu pabrik yang membuat pensil jenis ini mencantumkan kode
sebagai penanda dan sekaligus sebagai pembeda karakter pensil. Untuk pengaturan
kode dicantumkan dengan kode H (hard) , yang menginformasikan bahwa
komposisi grafit/lead yang keras. Yang berati komposisi bahan ini mengandung
tanah liat yang dominan. Sedang kode B (boldnes) yang berarti kandungan
grafitnya lebih dominan dari tanah liat, sehingga diperoleh ketebalan yang
cukup.
Sedang jumlah
tingkatan adalah 9 H untuk menandai yang paling keras, sedangkan 8 B untuk
menandai yang paling tebal dan lunak. Semakin besar kode angka tersebut maka
akan semakin keras untuk kode H dan semakin tebal dan lunak untuk kode B.
Kelompok kode H biasanya digunakan untuk menggambar teknik, sedangkan kelompok
kode B biasanya untuk menggambar bebas. Sedang untuk tingkatan medium diberi
kode HB, digunakan untuk menulis. Perkembangan bentuk pensil ini mengalami
perubahan dalam bentuk yang cukup bervariasi. Bentuk pensil tidak hanya
silinder, ada juga bentuk polygonal, persegi, dan oval yang mempunyai mata
pensil yang lebar.
Warna pada pensil memperlihatkan
area produksinya. Pabrik-pabrik di Amerika Utara memberi warna kuning, Jerman
dan Brasil memberi warna hijau. India dan beberapa wilayah Asia memberi warna
hitam dan merah. Swiss memberi warna merah. Sedangkan Inggris memberi warna kuning
dan hitam. Kebanyakan standardisasi warnaini diciptakan produsen Faber-Castell.
Namun ban yak pula produsen yang tidak mengikuti standar ini. Pensil Modern Pensil sekarang adalah
alat tuilis dan gambar yang canggih sekaligus serbaguna, yang setiap tahun
diproduksi di seluruh dunia hingga milliaran batang. Pensil dapat membuat garis
sepanjang 60 kilometer dan menulis 45.000 kata.
Ø
Pensil Konte.
Nama
pensil konte di ambil dari nama penemunya yaitu Nicholas Jaques Conte, seorang
insinyur berkebangsaan Prancis. Pada dasarnya pensil jenis ini merupakan jenis
arang gambar. Hanya saja telah melalui proses pembuatan yang lebih praktis.
Yaitu melalui proses produksi dengan dicetak/press dan kemudian dimasukan
kedalam tabung (pot), ataupun gulungan kertas yang padat. Keistimewaan
dari pensil konte adalah dapat diruncingkan, sehingga dapat dipakai untuk
membuat garis-garis detail maupun arsiran yang halus.
Untuk
karakteristik dari jenis pensil konte ini mempunyai beberapa karakteristik
yaitu, tipe soft, medium dan hard. Nama sebenarnya dari pensil
jenis in adalah pensil arang, tetapi kita sudah terlanjur menyebutnya dengan
pensil konte. Dimana penyebutan pensil jenis ini kerena merk dagang yang
populer adalah Conte. Yang diambil dari
nama penemunya yaitu Nicholas Jaques Conte.
Ø
Pensil Logam (stifthouder)/Pensil
Mekanis.
pada
prinsipnya pensil logam (bahasa Belanda : stifthouder) adalah sama
dengan pensil grafit. Hanya yang membedakan dalam kemasanya saja atau
pembungkusnya. Yaitu grafit tidak lagi di bungkus dengan kayu atau kulit,
tetapi menggunakan selongsong logam atau plastik. Dan pensil tersebut sudah
diberi tombol mekanis, sebagai alat penekan batangan grafit agar keluar dari
selongsong jika akan dipakai.
Pensil mekanis
ditemukan di Britania Raya pada 1822 oleh Sampson Mordan dan Gabriel Riddle.
Awalnya Pensil Morgan berlabel SMGR. Simpson Morgan terus membuat pensil dan
benda perak yang lebar sampai Perang Dunia Kedua, ketika pabriknya dibom.
Antara 1822 sampai
1874, lebih dari 160 hak paten telah didaftarkan berkaitan dengan
keanekaragaman untuk mengembangkan pensil mekanis. Pensil mekanis berisi pegas
dipatenkan pada 1877 dan mekanisme pengisian melilit dikembangkan pada 1895.
Pensil mekanis untuk ukuran 0.9 milimeter dikenalkan pada 1938, dan kemudian
diikuti dengan 0.7, 0.5, 0.3 bahkan ukuran 1.4 juga ada dan vesi 0.4, 0.2 kini
diproduksi. Pensil mekanis menjadi tenar di Jepang dengan beberapa pengembangan
di tahun 1915 oleh Tokuji Hayakawa, seorang pekerja besi yang selesai
magangnya. Pensil mekanis ciptaannya dinamakan Ever-Ready Sharp Pencil.
Ø
Pensil Warna.
Pensil
warna merupakan perkembangan dari pensil hitam, dimana untuk memenuhi kebutuhan
para seniman atau ilustrator. Kegunaan dari pensil warna yang praktis
memudahkan dalam membuat karya seni seperti desain, ilustrasi dan drawing.
Komposisi dari pensil warna tentunya berbeda dengan pensil hitam. Komposisi
dari warna pensil warna terdiri dari Leads, untuk pensil warna merupakan campuran antara
pigment (organic dan inorganic), Kaolin, Carboxy Methyl Cellulose, Wax dan
Surfactant. Bahan-bahan tersebut harus dicampur, dan di bentuk sehingga menjadi
bentuk leads yang sempurna. Leads tersebut lalu dipotong dengan ukuran pensil
dan melewati proses pengeringan.Setelah Leads mengering, leads
dimasukkan ke dalam dua lembaran kayu yang sudah dicetak dengan bentuk alur
dengan tambahan lem perekat. tersebut lalu di panaskan sehingga pensil tidak
mudah patah.
Setalah
semua komposisi bahan tersebut masuk dalam selongsong kayu, kemudian proses
terakhir adalah pemberian warna pada selongsong kayu tersebut. Biasanya
pemberian warna disesuaikan dengan warna dari leads pensil tersebut. Setelah
itu baru proses pemberian merk atau branding. Secara historis
perkembangan dari pensil warna ini, di kembangkan oleh Kaspar Feber yang
mendominasi produk pensil di dunia. Yang kemudian dikembangkan oleh anaknya
Anton Wilhelm, yang kemudian memegang indusrti pensil ternama yaitu A.W. Faber
Castel. Dalam perkembangan selanjutnya, pensil warna penggunaanya menggunakan
campuran air untuk mendapatkan kesan aquarel. Pensil warna jenis ini
penggunaannya dengan cara menggoreskan lebih dulu di permukaan kertas, kemudian
setelah itu goresan tadi disapu dengan kuas yang sudah dicelupkan ke air. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar